Aktivitas Kita Bebas Dari Sampah Plastik, Bisakah?

Table of Contents

Aktivitas-Kita-Bebas-Dari-Sampah-Plastik,-Bisakah?

Berbicara tentang sampah, dari tahun ke tahun selalu menjadi pembicaraan yang hangat di berbagai belahan dunia.​​ Sampah plastik masih menjadi permasalahan serius di Indonesia bahkan dunia. Jumlah timbulan kantong plastik di Indonesia per tahun diperkirakan mencapai 9,8 miliar lembar.

Dari jumlah tersebut, hampir 95 persen kantong plastik itu menjadi sampah. 

Jumlah timbulan sampah plastik diperkirakan sebesar 14 persen dari total jumlah timbulan harian atau 24.500 ton per hari setara 8.96 juta ton per tahun. Bagaimana permasalahan sampah (plastik) telah menjadi “monster” yang berbahaya bagi lingkungan​​​ terutama bagi ekosistem laut.

Plastik telah terlalu lama memberikan kemudahan bagi aktivitas Kita (manusia), bahkan di setiap produk yang dihasilkan tidak jauh dari penggunaan plastik sekali pakai. Mulai dari aktivitas barang kebutuhan dapur hingga kecantikan, produk plastik sangat mudah ditemukan. 

Mudah, murah, dan praktis, alasan orang asyik dengan plastik. Sekarang plastik mengancam kehidupan.

Sejarah Ditemukannya Plastik

Seorang ahli kimia yang berkebangsaan​​ Inggris, Alexander Parkes menemukan bahan untuk membuat beragam bahan dasar kebutuhan sehari-hari seperti sisir, gagang pisau dan kancing. Bahan tersebut bernama​​ parkesine, dengan ciri-ciri berwarna transparan, mudah dibentuk ketika panas dan keras ​​ketika dingin. Bahan tersebut dibuat dengan menggunakan serat tanaman hijau (selulosa).

Penemuan ini berkembang pesat, sehingga beberapa ahli kimia lainnya mencampurkan berbagai bahan kimia dengan selulosa untuk menambahkan kelenturan parkesine tersebut. 

Seiring perjalanannya nama parkesine tidak digunakan lagi, kemudian muncul nama lain seperti rayon, bakelite, fiber66, nilon, pantai, polyetylene, dan polimer

Tahun 1907 terjadi terobosan besar pada perkembangan plastik , dengan adanya penemuan Bakelite oleh Leo Baekeland. Bakelite menjadi plastik sintetis pertama di dunia, Bakelite sendiri awalnya terbuat dari bahan fenol, desinfektan umum, dengan formaldehida. Selanjutnya, Baekland menggunakan fenol, asam yang berasal dari batubara.​ Produknya bisa menghadirkan polystyrene hingga nilon. 

Benda penting dalam konsumerisme modern ini diperkirakan akan menjadi sumber bencana lingkungan di masa depan.

Seiring dengan perkembangannya, plastik sangat mudah diterima oleh masyarakat. Bahannya yang tipis, kuat dan ringan membuat plastik sangat disukai oleh masyarakat, tidak perlu lagi membawa bakul, ambung, dan segala macam wadah lainnya yang ada pada saat itu digunakan oleh masyarakat Indonesia sebelum masuk industri plastik di Indonesia.

Industri Plastik

Plastik masuk ke Indonesia secara bertahap setelah Perang Dunia kedua (PD II). Plastik sebelumnya merupakan barang asing, pada tahun 1940 kutipan "plastik" hampir tidak dikenal. Masyarakat Indonesia mulai mengenal plastik pada tahun 1950-an, seiring dengan berdirinya pabrik pembuatan barang kebutuhan sehari-hari berbahan plastik dan waktu itu telah mencapai 12 pabik di pulau Jawa.

Tahun 1953 industri plastik mulai banyak didirikan dengan menghasilkan produk alat-alat rumah tangga seperti sikat gigi/sisir, kancing, mainan anak-anak. Pada saat ini, produk plastik telah merambah industri kosmetik. Penggunaan plastik pada kosmetik berupa mikroplastik, biasanya dapat kita temukan pada produk sabun, lulur mandi, pasta gigi dan pencuci wajah.​​

Pabrik-pabrik pembuatan barang plastik di Indonesia, mengadopsi bahan baku plastik dan negara Belanda dan Amerika Serikat. Distributornya perusahaan minyak Shell dan Bataafsche Petroleum Maatschappij.

Memasuki Tahun 1970-an, penggunaan plastik semakin tidak terbendung. Perusahaan air minum Aqua mulai memperkenalkan kemasan baru produk yang berbahan plastik.

"Botol plastik sungguh merupakan revolusi. Bila dlu dengan botol beling/kaca, pemasaran kami hanya bersifat lokal, kini dengan botol plastik kami bisa menembus wilayah-wilayah yang tadinya tidak terjangkau," kata Tirto Utomo, pendiri Aqua.

Masa tahun 1980-an, kesadaran baru tentang penggunaan barang plastik. Ini tidak lepas dari semaraknya atau intensnya seminar dan diskusi tentang pengelolaan sampah di kota-kota besar Indonesia. Kadang pengelolaan sampah plastik masuk menjadi subtema pembahasan. Isunya seputar bagaimana mendaur ulang plastik, membakar plastik, dan membuat bahan alternatif agar plastik lebih mudah terurai.

Plastik dan Masalah Lingkungan 

Meningkatnya tingkat konsumsi plastik sekali pakai​​ membuat timbunan sampah plastik Indonesia mencapai 9,8 miliar lembar per tahun pada tahun 2018, dari jumlah tersebut, hampir 95 persen kantong plastik itu menjadi sampah. Melansir halaman beritasatu.com menuliskan bawah diperkirakan sebesar 14 persen dari total jumlah timbulan sampah plastik harian atau 24.500 ton per hari setara 8,96 juta ton per tahun. ​​​​ 

Ketidaktahuan masyarakat terhadap bahaya sampah plastik juga turut memperparah kondisi lingkungan saat itu.​​ Bahkan saat ini sampah plastik masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan dengan​​ baik. Ditambah lagi produksi plastik dalam setiap tahunnya selalu meningkat.

Mengapa plastik menjadi sebuah permasalahan lingkungan? Melihat dari sifatnya, plastik tidak mudah membusuk, terurai secara alami, tidak berkarat, dan tidak menyerap air sehingga​​ menimbulkan permasalahan dalam pengelolaannya. Tidak seperti sampah organik seperti sayuran dan buah yang dapat membusuk secara alami dan dapat terurai bersama alam. Inilah mengapa plastik menjadi sebuah "monster" permasalahan lingkungan.​​

Untuk mengatasi permasalahan plastik, pemerintah telah mengeluarkan regulasi yakni Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.​​ Selain itu pemerintah juga berupaya​​ menargetkan 100% sampah terkelola dengan baik pada 2025, yakni 70% penanganan sampah dan 30% pengurangan sampah. Komitmen ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah jenis sampah rumah tangga.

Kebanggaan Terhadap Plastik

Kantong plastik buatan Thurin yang berbahan polyiethylene, yang ada pegangan dikedua sisinya sehingga disebut t-shirt bag. Anak sekolah sering menggunakan kantong plastik untuk dua tujuan, yaitu: terhindar dari basah dan kebanggaan.

Waktu itu, memiliki sebuah kantong plastik yang berfungsi sebagai tas sekolah, untuk melindungi buku-buku pelajaran dari hujan. Sungguh merupakan suatu kebanggaan.

Cepatnya pasar menyerap kantong plastik yang mendorong produsen mengiklankan kantong plastik di media massa. Untuk menaikkan angka penjualan, produsen mengajukan/berpromosi "kecap nomor satu" tentang segala keunggulan kantong plastik.

KANTONG PLASTIK. Alat pembungkus yang praktis, ideal, bersih, kuat, tahan air/udara, dan murah. Anda akan puas dan kagum, apabila barang dagangan anda dibungkus dengan: KANTONG PLASTIK. [Kalimat iklan kantong plastik].

Mengkaji Kebiasaan Kita Sehari-hari

Masalah lingkungan yang terjadi akibat penggunaan plastik serta kemasan plastik sekali pakai tidak hanya merusak lingkungan dan ekosistem darat, ekosistem laut juga tidak luput dari​​ dampak​ sampah plastik ini. Telah banyak kejadian yang memilukan yang kita dengar sepanjang tahun 2019 oleh plastik sekali pakai bagi hewan laut. Sebut saja jeda Sperma yang mati di Wakatobi, matinya ikan pesut di Kalimantan. Selain itu, mikroplastik juga ditemukan di dalam ikan yang kita konsumsi sehari-hari.​​

Dari permasalahan ini, ada baiknya kita mengkaji kembali kebiasaan kita sehari-hari apakah kegiatan yang kita lakukan selama ini bebas dari penggunaan plastik sekali pakai.

Mulai dari apakah kita menggunakan kantong​​​ belanja ramah lingkungan dan dapat digunakan​​ kembali, apakah kemasan produk yang ingin kita beli juga aman dari kemasan plastik sekali pakai, bahkan hal sepele seperti penggunaan selotip, serta penggunaan kosmetik yang bebas dari mikroplastik.

Cara Mudah Kurangi Sampah Plastik di Kehidupan Sehari-hari

Cara mengurangi sampah plastik adalah salah satu metode yang penting diketahui manusia di era modern. Penelitian mengungkapkan bahwa ada jutaan plastik mengambang di lautan setiap tahunnya.

Hal tersebut jelas berdampak pada pencemaran air, mengancam kehidupan binatang dan alam, serta akan membawa hal buruk pada kesehatan manusia. 

Masih banyak yang salah dalam mengelola sampah plastik. Membakar sampah plastik akan menimbulkan racun dan pencemaran udara, sementara menimbun sampah plastik juga akan mencemari tanah.

Apalagi, beberapa dari kita mungkin masih sering menggunakan botol, sedotan dan kantong plastik hanya untuk beberapa jam saja. Padahal, barang-barang olahan plastik seperti itu memerlukan waktu lama untuk terurai dan menyumbang cukup besar bagi pencemaran sampah plastik di lingkungan sekitar. 

Pilihan paling mudah, kita harus mulai mengurangi penggunaan plastik agar membawa dampak positif pada kesehatan dan kelestarian lingkungan sekitar. 

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa cara mudah mengurangi penggunaan plastik:

  • Membawa Botol Minuman SendiriSelalu bawa botol minuman sendiri ketika bepergian. Hal ini untuk menghindari Kita membeli minuman dalam botol atau gelas plastik. Dengan begitu, sampah plastik pun dapat berkurang.
  • Beli Es Krim ConeSetiap membeli es krim, pilihlah dengan cone, dibanding yang menggunakan gelas plastik. Dengan membeli es krim cone Kita tidak akan meninggalkan sampah.
  • Gunakan Tas Belanja KokohTas plastik belanja sangat mudah untuk diganti dan mudah hancur. Tak hanya itu, tas plastik juga merusak lingkungan.  Gunakan tas pengganti yang kokoh kemudian simpan di mobil atau tas sehari-hari anda agar siap digunakan setiap saat, seperti tas tote bag.
  • Kurangi Penggunaan SedotanSedotan berbahan plastik mulai dilarang secara perlahan di restoran di seluruh dunia.  Ganti dengan sedotan kertas yang bisa didaur ulang atau gunakan sedotan logam dan kaca yang bisa dicuci dan digunakan kembali.
  • Batasi Pembelian Lewat OnlineBarang-barang yang dikirim ke rumah Kita, terkadang dibungkus dengan plastik. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan plastik adalah dengan membatasi pembelian onlineKita bisa membeli kebutuhan di toko terdekat lalu membawanya dengan tote bag tanpa kantung plastik.

Aktivitas-Kita-Bebas-Dari-Sampah-Plastik,-Bisakah?
Doc. Foto TKN PSL

  • Memasak untuk Diri SendiriSaat memasak di rumah dengan bahan segar, hindari makan makanan siap saji dan kemasan yang menggunakan plastik. Hal ini akan mengurangi konsumsi plastik, menghemat pengeluaran, dan juga lebih sehat untuk tubuh Kita.
  • Berpikir Ulang Sebelum MembeliPikirkan masak-masak daftar belanja Kita dan hindari membeli produk plastik sekali pakai seperti pada air mineral botol. Hindari pula buah dan sayur dalam kemasan dan beralih ke bagian sayuran segar.

  • Daur UlangTidak semua plastik bisa didaur ulang. Namun, beberapa barang, seperti botol minuman dan pot tanaman dapat dilakukan proses recycle. Kreasikan sampah plastik menjadi hiasan atau barang lain yang dibutuhkan di rumah Kita.
  • Jangan Buang Sampah SembaranganJika Kita pergi berlibur ke pantai, pastikan tidak ada sampah plastik yang tertinggal di sana. Sampah plastik yang mengapung di lautan dapat membahayakan kehidupan hewan di sana.  Tentunya tidak hanya di pantai saja, namun dimana pun Kita bepergian Kita harus tetap menjaga lingkungan dan jangan membuang sampah sembarangan.

Konsep pengelolaan sampah plastik hadir lebih lambat daripada penggunaan plastik. Keakraban Kita (manusia) dengan plastik selama ini ternyata menjadi bom waktu. Tetapi akan selalu masih ada waktu dan cara untuk menunda bom waktu itu meledak.

Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?

Salam Lestari!

Post a Comment