Mengenal Forest Bathing

Table of Contents

 Mengenal-Forest-Bathing


Gunung Hutan - Mengenal Forest Bathing adalah tema atau judul dari tulisan ini.

Pada kesempatan kali ini Admin akan membagikan informasi mengenai Mengenal Forest Bathing untuk Anda.

Untuk itu, silahkan Anda simak penjelasannya ya...

Tinggalkan handphone dan kamera.
    Berjalan tanpa tujuan dan perlahan. Biarkan tubuh yang menuntun arah kita. Dengarkan ke mana tubuh kita membawa. Ikuti hidung dan panca indra kita.
      Tidak masalah jika tidak berjalan dan hanya diam. Nikmatilah suara, aroma, dan pemandangan alam serta biarkan energi alam masuk. [Qing Li]

      Hutan dan lingkungan pembentuknya akan merangsang pikiran manusia untuk dapat meningkatkan dan atau memulihkan kesehatan fisiologi maupun psikologi dengan memfungsikan kelima indera manusia secara mendalam dan fokus (mindfully), yaitu indera penglihatan, pendengaran, perasa, peraba dan indera penciuman dengan hutan sebagai obyeknya.

      Hutan yang memperdengarkan nyanyian burung-burung dan binatang-binatang liar, yang menggemerisikkan semak belukar, dengan matahari mengintip diantara celah-celah pepohonan dan tajuk tegakannya, hutan yang menggerincikan air sungai yang sangat menyegarkan dengan lumut yang hidup menyelimuti bebatuan hitamnnya, hutan dengan udara yang bersih dan lingkungan yang alami, hutan dengan suhu, kelembaban, intensitas cahaya, angin, dan konsentrasi oksigen yang selaras, itulah hutan hujan subtropis asal budaya Shinrin-yoku berasal yang memiliki kemiripan dengan hutan pegunungan yang ada di Indonesia.

      Pengertian Forest Bathing

      Forest Bathing dapat diartikan dalam padanan bahasa Indonesia adalah mandi hutan atau menikmati suasana hutan, berasal dari bahasa Jepang yaitu 森林浴 (shinrin-yoku).

      Shinrin artinya hutan (forest) dan yoku berarti mandi (bath), dalam padanan bahasa Cina Tengah 森林 (ʂim-lim, “hutan”) + 浴 (jowk, “mandi”), dan dalam bahasa Korea dikenal istilah “Salim Yook”. 

      Istilah shinrin-yoku dapat juga dapat ditafsirkan sebagai sebuah aktivitas seorang manusia dalam menikmati hutan dengan menghubungkan indera penglihatan, pendengaran, pengecap, penciuman dan indera peraba/ sentuh dengan hutan dan lingkungan pembentuknya secara fokus pada setiap inderanya dalam menjembatani hubungan antara manusia dengan hutan untuk kesehatan dan penyembuhan.

      Dalam padanan bahasa Indonesia, forest bathing tidak dapat diartikan sebagai “mandi hutan” atau “mandi di hutan” yang dipresepsikan  secara umum sebagai sebuah kegiatan mandi dengan menggunakan air yang dilakukan ditengah hutan. Hal ini sama dengan kata “sunbathe” dalam padanan bahasa Indonesia tidak memiliki arti sebagai mandi matahari, sunbathe adalah aktivitas berjemur yang dilakukan oleh seseorang. (sunbathe[1] ; to sit or lie in the sun, especially in order to go brown (get a suntan)).

      Menurut Firdhani, 2018, Forest Bathing adalah kegiatan alam dengan tujuan menyinkronkan ritme dan menyegarkan tubuh secara emosional di alam terbuka. 

      Sebagaimana namanya, forest bathing dapat dilakukan dengan menikmati hutan, yaitu cara berjalan kaki mengelilingi hutan dan menikmati apa yang ada di dalam hutan tersebut dengan meninggalkan semua gawai dan hanya menikmati apa yang terjadi di alam. 

      Kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok maupun individual. 

      Dalam situs Republika yang di terbitkan pada selasa 21 May 2019 menyebutkan bahwa Forest bathing adalah hiburan sederhana dengan berada di tengah hutan, tidak seperti berjalan menembus hutan, ini tentang perasaan hadir dan membenamkan diri di alam.

      Shinrin-yoku means bathing in the forest atmosphere, or taking in the forest through our senses. (Dr. Qing Li, May 1, 2018; TIME); Forest Bathing adalah adalah tata cara (metode) kuno dimana seseorang meleburkan diri pada hutan dengan menfungsikan kelima indera secara mendalam dan fokus (mindfully) untuk meningkatkan kesehatan fisiologi dan psikologi sehingga tercipta harmoni diri (Ade Zaenal Mutaqin); shinrin-yoku (shĭn-rĭn-yō′koo) [Japanese, “forest-air-bathing”] In traditional Chinese medicine, walking and bathing in the forest to promote good health and prevent the effects of aging. The air and aromas of the forest are also believed to be therapeutic. (Medical Dictionary).

      Sejarah Forest Bathing

      Forest bathing yang diserap dari istilah Jepang “shinrin-yoku”, diperkenalkan oleh Dr. Qing Li, dalam bukunya “Shinrin-Yoku: The Art and Science of Forest Bathing”. 

      Dokter dari Fakultas Kedokteran Nippon Tokyo, yang sekaligus presiden Komunitas terapi hutan Jepang mengidentifikasi adanya gangguan defisit alam pada masyarakat, dengan hadirnya perasaan negatif terhadap hidup. 

      Namun keadaan ini  bisa diperbaiki secara signifikan dengan metode terapi hutan.

      Pemerintah Jepang mulai menyadari terjadinya efek negatif yang ditimbulkan dari ledakan teknologi dan telah menjadi gaya hidup penduduk Jepang yang menetap diperkotaan, efek negatif yang terjadi berupa depresi/ stress, kecemasan, kekhawatiran, tekanan, gangguan fokus, rasa sakit, nyeri dan lainnya. 

      Efek-efek kian memburuk seiring berjalannya waktu dan teknologi yang mengalami perkembangan pesat.

      Pada tahun 1982, kendatipun belum memiliki bukti secara medis yang mendukung efek menguntungkan dari metode forest bathing, pemerintah Jepang melalui badan kehutanan Jepang (Japanese Forest Agency) melakukan program kesehatan nasional dengan shinrin-yoku.  

      Forest Bathing menjadi salah satu program kesehatan nasional dengan menjembatani hubungan antara manusia dengan hutan untuk kesehatan fisik dan mental dengan mengurangi stres. yang banyak diikuti oleh masyarkat Jepang. 

      Hal inilah yang melatar belakangi berdirinya Japanese Society of Forest Therapy.

      Dan, di tahun 2004, Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang (The Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries of Japan) memulai proyek penelitian untuk menyelidiki efek terapeutik hutan terhadap kesehatan manusia dari perspektif ilmiah. 

      Hal ini telah membuktikan bahwa forest bathing secara ilmiah dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental dengan mengurangi stres.

      Manfaat Forest Bathing

      • Shinrin-yoku dapat meningkatkan aktivitas human natural killer (NK) dan jumlah sel NK serta level intraseluler protein anti kanker, seperti perforin, granzymes dan granulysin. Peningkatan aktivitas NK dan protein anti kanker berlangsung selama lebih dari 7 hari, bahkan hingga 30 hari. Hal  ini menunjukkan bahwa jika seseorang melakukan shinrin-yoku sebulan sekali, kemungkinan mereka dapat mempertahankan tingkat aktivitas NK yang lebih tinggi. Ini sangat penting dalam mendukung kesehatan dan pengobatan preventif. Sel NK adalah sel imun yang berperan penting dalam pertahanan melawan bakteri, virus dan tumor. Seseorang dengan aktivitas NK yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan kanker yang lebih rendah, sedangkan orang yang memiliki aktivitas NK yang lebih rendah kemungkinan terjadinya kanker akan lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa pentingnya fungsi sel NK dalam pencegahan kanker. Oleh karenanya, hal ini menunjukkan bahwa forest bathing mungkin memiliki efek pencegahan terhadap kanker.
      • Shinrin-yoku dapat mengurangi hormon stres, seperti adrenalin, noradrenalin dan kortisol dan dapat berkontribusi pada pengelolaan stres.
      • Shinrin-yoku dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung dan mungkin memiliki efek pencegahan pada hipertensi.
      • Shinrin-yoku dapat meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis dan mengurangi aktivitas saraf simpatis yang menunjukkan efek relaksasi.
      • Shinrin-yoku dapat mengurangi gejala kecemasan, depresi, kelelahan dan kebingungan akibat amarah, serta meningkatkan kekuatan imum. Hal ini menunjukkan forest bathing memiliki efek pencegahan terhadap depresi.
      • Shinrin-yoku dapat meningkatkan kualitas tidur.
      • Seseorang yang tinggal di daerah dengan tutupan hutan yang lebih sedikit memiliki tingkat kematian akibat kanker jauh lebih tinggi dibandingkan orang yang tinggal di daerah yang memiliki tutupan hutan yang lebih luas.
      • Phytoncides yang dilepaskan dari pohon secara signifikan dapat meningkatkan aktivitas NK pada manusia dan intraseluler protein anti-kanker seperti perforin, granzymes dan granulysin dalam sel NK manusia.
      • Stres yang diakibatkan oleh gaya hidup diperkotaan dapat menyebabkan dan atau mempernbanyak penyakit, seperti penyakit kanker, hipertensi, penyakit jantung iskemik, tukak gastrointestinal, dan depresi; dalam hal ini shinrin-yoku dapat mengurangi hormon stres dengan melakukan forest bathing yang mungkin memiliki efek pencegahan pada penyakit terkait gaya hidup dengan mengurangi hormon stres.

      9 (sembilan) manfaat melakukan forest bathing atau shinrin-yoku yang tersebut di atas adalah terjemahan dari tulisan berjudul: In 2012, we established Forest Medicine as an official new medical practice,  Professor Dr. Qing Li.; Crossroad to Sustainability; IDA Word Congress 2019, Dubai, October 20-24.

      Forest Bathing di Indonesia

      Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung dan Alumni Fakultas Kehutanan IPB, Hikmat Ramdan mengembangkan “healing forest” yang memiliki kemiripan identik dengan “Forest Bathing” yang kembangkan oleh Dr. Qing Li dari Fakultas Kedokteran Nippon Tokyo. 

      Hikmat Hayat melakukan penelitian bertahun-tahun tentang healing forest dan melakukan pengujian pada 27 Oktober 2019 di Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat dengan mengukur kondisi stres fisik (physical stress) dan mental (mental stress) sebanyak enam sebelum dan setelah berjalan di hutan.

      Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Republik Demokratik Kongo, namun “tidak semua kawasan hutan memiliki spot yang baik untuk forest bathing”. 

      Hal ini karena forest bathing menuntut beberapa syarat seperti ruang ekosistem yang memberikan rasa nyaman bagi tubuh, indah dan sejuk, kerapatan vegetasi, suhu udara dan kelembaban, bentuk permukaan hutan, dan banyak lainnya.

      Tempat Forest Bathing di Indonesia

      Salah satu lokasi forest batching yang menjadi tempat penelitian “forest healing” oleh Dr Hikmat Ramdan adalah Gunung Walat yang memiliki luas 359 hektare, di ketinggian 720 meter dari permukaan laut. 

      Gunung Wayat yang memiliki vegetasi hutan pegunungan dataran rendah dengan dominasi pohon damar (agathis SP) merupakan hutan pendidikan Fakultas Kehutanan IPB. Dan, tempat untuk melakukan healing forest lainnya adalah Taman Wisata Alam Puncak Bintang KPH Bandung Utara, Jawa Barat.

      Beberapa kawasan hutan di Bandung yang direkomendasi sebagai tempat untuk melakukan forest bathing adalah sebagai berikut:

      • Komplek hutan Gn. Patuha; memiliki areal seluas 22 hektar berada di  kaki pegunungan Patuha pada ketinggian 1700 mdpl dengan vegetasi pepohonan khas Jawa Barat.
      • Taman Wisata Alam Puncak Bintang; berada pada ketinggian 1442 meter diatas permukaan laut Taman Wisata Alam Puncak Bintang  adalah kawasan dengan vegetasi pinus merkusii dengan udara yang cukup dingi dan kadang berkabut.
      • Orchid Forest Cikole; Orchid Forest berda di Jalan Tangkuban Perahu, Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat, Orchid Cikole merupakan kawasan hutan dengan luas areal sekitar 12 hektare yang dikelilingi oleh pohon pinus merkusii. 
      • Forest-walk Babakan Siliwangi;  adalah sebuah kawasan hutan kota yang dikenal dengan sebutan “baksil” yang kependekan dari Babakan Siliwangi, terletak di kota Bandung.
      • Tebing Keraton; berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Bandung, Jawa Barat dengan pemandangan vegetasi hamparan hutan pinus perkusii.

      Bogor, dipunggungan barat gunung Paseban atupun di pegunungan Halimun yang merupakan kawasan hutan pegunungan bawah (sub montana), terdapat lokasi khusus untuk melakukan Shinrin-Yoku yang dilengkapi jalur-jalur interpretasi/ hiking, yaitu :

      • Highland Camp: terletak di punggungan barat gunung Paseban dengan puncaknya berada pada ketinggian 1.389,4 mdpl,  Disanalah terdapat sebuah camp yang digunakan untuk kegiatan forest bathing, lokasi camp yang dikitari sungai dan air terjun dengan dominasi kawasan ditumbuhi oleh pohon pinus merkusii serta kaliandra memiliki luasan 5,9 hektar, di sekitar camp terdapat  jalur hiking dan jalur susur sungai dibawah rimbunnya tajuk tegakan.
      • Cikaniki Research Station, berada di Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, memiliki fasilitas loop trail (jalur interpretasi) sepanjang 3,8 km. Disepanjang jalur loop trail akan didapati beberapa jenis anggrek hutan, kantong semar, tanaman suplir, kupu-kupu dan pepohonan yang usianya sudah mencapai ratusan tahun serta berbagai aneka tumbuhan dan fauna hutan lainnya.

      Melakukan Forest Bathing

      Lepaskan dan tinggalkanlah apa-apa yang menjadi kebiasan kita diperkotaan termasuk keterjebakan pikiran pada rutinitas harian dengan segala macam problematiknya, lalu datanglah ke hutan, rasakan energi yang hadir dari ekosistem pembentuknya, dan yakinkanlah bawa sesungguhnya tubuh dan pikiran manusia telah berkembang dalam pangkuan alam yang harmoy. 

      Karena hutan sebagai tempat pemulih kesehatan serta pengubah kimia tubuh, maka biarkanlah ia merasuki kita dengan kita memasuki dan menyelaminya.

      Berikut di bawah adalah beberapa tips untuk melakukan Forest Bathing:

      • Matikan semua perangkat elektronik seperti handphone, kamera, dan lain sebagainya, berilah kesempatan pada indera dan pikiranmu untuk bersantai dengan baik dan dengan penuh perhatian (fokus) pada kelima indera yang terhubung pada elemen hutan, lalu nikmatilah pengalaman sensoris berbasis hutan.
      • Lalu dengan perlahan, bergeraklah dibawah tajuk tegakan, sehingga kita dapat melihat, merasakan, mendengarkan dan membaui setiap elemen hutan yang terhubung pada detail-detail indera dan pikiran kita.
      • Tarik napas panjang secara perlahan menggunakan hidung sehingga tersimpan dalam diafragma, lalu keluarkan dari mulut dengan perlahan-lahan. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang sehingga pikiran dan tubuh kita memasuki kondisi relak, yaitu pada kondisi gelombang Alpha (7.5 – 12.5 Hz).
      • Ketika berjalan di tengah hutan, sesekali untuk berhenti lalu berdiri atau duduk kembali, cium aroma yang ada di sekitar anda, rasakan desiran angin yang menyentuh dedaunan dan pada tubuh kita, dengarkan suara air yang mengalir, sehingga kesegarannya mengaliri pikiran dan tubuh kita.
      • Perhatikan secara detail lingkungan hutan yang berada disekitar kita dengan menggunakan semua indra, rasakan perasaan kita terhadap lingkungan hutan yang timbul dari dampak perhatian yang cermat pada detail-detail kecil alam.
      • Duduklah dengan tenang dan lakukan observasi secara penuh, menyeluruh dan fokus terhadap kehidupan hutan yang liar .
      • Bukakan mata kita pada setiap warna-warna hutan, perhatikan warna hijau dan biru sehingga kita dapat memasuki kondisi rilek, karena kedua warna tersebut memberikan efek menenangkan.
      • Cari dan temukan kebijaksanaan hutan sebagai pijakan untuk menghadirkan keselarasan dan kesimbangan pada tubuh dan pikiran kita.

      Kesimpulan

      Forest bathing merupakan sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Dr. Qing Li yang diserap dari cara kehidupan masyarakat Jepang dalam memulihkan serta meningkatkan  kesehatan fisik dan mental yaitu Shinrin-Yoku. 

      Di Indonesia, Forest Bathing dikenal dengan “forest healing” dan atau dengan banyak penyebutan lainya seperti mandi hutan, terapi hutan dan lainnya. 

      Di Indonesia forest bathing banyak dilakukan di Taman Wisata Alam (TWA) dan Taman Hutan Raya (TAHURA), salah satunya adalah di Highland Camp yang berada di punggungan barat Gunung Paseban Bogor.

      Jika di daerah kita tidak lagi terdapat banyak hutan, mungkin kita dapat mengadaptasikan pendekatan yang sama di ruang terbuka hijau atau taman terdekat. 

      Pada dasarnya melakukan kegiatan apapun, baik berdiam maupun beraktivitas, asalkan kita dapat merasakan seluruh indra kita terhubung dengan alam dan menikmati pengalaman sensori tersebut, akan membangun energi positif yang tidak kita dapatkan dalam padatnya rutinitas kehidupan modern sehari-hari.

      Kita juga bisa mencobanya dengan melakukan berbagai kegiatan yang kita suka di ruang hijau terdekat dengan rumah kita seperti berolahraga, berkebun, berjalan-jalan, bermain musik, atau sekedar hanya duduk diam mendengarkan kicauan burung dan merasakan sejuknya angin sore.

      Selain membantu kita sehat secara fisik, berjalan di hutan juga menjadi salah satu resep Albert Einstein dalam menjaga pikirannya tetap terang. Seperti salah satu kutipannya, “Look deep into nature, and then you will understand everything better.”

      Demikianlah informasi di atas mengenai Mengenal Forest Bathing yang telah Admin jelaskan hanya untuk Anda, semoga dapat bermanfaat.

      Salam Lestari!

      Post a Comment