Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan

Table of Contents

Degradasi-Lahan-dan-Dampaknya-terhadap-Kehidupan

Lahan mempunyai dampak yang sangat penting terhadap kehidupan. Setiap perubahannya memberi pengaruh terhadap kehidupan. 

Apa sajakah yang dimaksud degradasi lahan dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan?

Pembukaan lahan yang tidak menggunakan prinsip berkelanjutan dapat mengakibatkan banyak hal negatif, tidak hanya dalam hal pembukaannya tetapi juga pada penggunaan dan pengelolaannya. 

Pembukaan lahan secara besar-besaran antara lain menggunakan alat-alat berat dapat menimbulkan pencemaran suara. Tidak hanya itu, keterlambatan penanaman lahan yang telah dibuka dapat menimbulkan erosi pada saat musim hujan.

Sumber Degradasi Lahan

Degradasi adalah perubahan yang mengarah kepada kerusakan di muka bumi. Degradasi di sini artinya penurunan kualitas hingga kerusakan lahan. Penebangan hutan yang semena-mena merupakan degradasi lahan. 

Selain itu tidak terkendalinya dan tidak terencananya penebangan hutan secara baik merupakan bahaya ekologis yang paling besar. 

Kerusakan lahan atau tanah akan berpengaruh terhadap habitat semua makhluk hidup yang ada di dalamnya dan kerusakan habitat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup yang disangganya. 

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu sebagai berikut:

  • Erosi
  • Pestisida
  • Bahan radioaktif
  • Pupuk kimia
  • Deterjen
  • Sampah anorganik (terutama dari daerah perkotaan)
  • Wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan) dan penyebaran organisme yang menyebabkan infeksi
  • Limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat)
  • Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/ lahan untuk budidaya pertanian karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan kembali (refertilization)
  • Semakin banyaknya areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas penebangan hutan ilegal dan pembakaran ladang yang tidak dihijaukan kembali
  • Semakin banyaknya lubang-lubang bekas galian mineral tambang/ bekas galian tanah untuk pembuatan bata dan genting yang dibiarkan tanpa upaya reklamasi.

Dampak Kerusakan Lahan/ Tanah

Kerusakan lahan atau tanah dapat menyebabkan berbagai dampak antara lain terjadinya erosi dan sedimentasi serta masih banyak hal yang ditimbulkan. 

Erosi mempunyai beberapa akibat buruk yaitu penurunan kesuburan tanah dan menurunnya jumlah produksi sehingga akan mengurangi pendapatan petani. 

Erosi tanah dapat terjadi akibat adanya curah hujan yang tinggi serta vegetasi penutup lahan yang kurang.

Kerusakan sumber daya air selain banjir dan erosi adalah kekeringan dan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. 

Kerusakan sumber daya tanah dan air merupakan masalah yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena sebagai sumber daya alam, tanah mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai sumber unsur bagi tumbuhan dan sebagai media akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tanah tersimpan. 

Erosi yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan sedimentasi. Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan.

Dampak Degradasi Lahan Terhadap Kehidupan

Selanjutnya, dampak yang ditimbulkan akibat degradasi lahan adalah sebagai berikut:

  • Terjadi perubahan kondisi iklim. Tumbuhan berfungsi meningkatkan penguapan melalui dedaunan (transpirasi) dan menyerap panas. Jika tumbuhan banyak ditebang, suhu udara meningkat dan penguapan menjadi berkurang.
  • Spesies makhluk hidup yang ada di dalam hutan menjadi hilang atau bahkan punah karena hutan sebagai habitatnya mengalami kerusakan. Sebagian hewan terpaksa masuk ke pemukiman penduduk, merusak kebun atau mengganggu aktivitas manusia.
  • Hilangnya berbagai jenis spesies makhluk hidup karena rusaknya lahan menimbulkan kerugian yang tak ternilai harganya.
  • Banjir dan kekeringan semakin sering terjadi karena berkurangnya infiltrasi dan meningkatkan limpasan permukaan.
  • Berkembangnya masalah kemiskinan di kalangan petani karena produktivitas lahannya terus menurun.
  • Terbukanya lahan karena kerusakan hutan memungkinkan terjadinya erosi yang sangat intensif pada lahan sehingga tanah menjadi tidak subur.
  • Nilai estetika (keindahan) dari keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang hidup di suatu lahan menjadi hilang.
  • Hasil-hasil hutan yang secara ekonomi dapat memberikan keuntungan seperti kayu, buah-buahan dan tanaman obat menjadi hilang.
  • Tanah menjadi tandus dan tidak dapat ditanami lagi.
  • Erosi yang terjadi pada lahan kritis dapat menimbulkan tanah longsor.

Penanggulangan dan Pencegahan Degaradasi Lahan

Untuk mencegah degradasi lahan, diperlukan upaya yang dilakukan agar keberadaan lahan dapat terus dimanfaatkan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan misalnya sebagai berikut:

  • Lahan-lahan yang tidak cocok untuk pertanian sebaiknya dijadikan sebagai hutan, seperti lereng gunung yang curam atau daerah tanah berkapur yang mudah longsor.
  • Lahan-lahan yang kering sebaiknya dibuat teras agar dapat mengurangi aliran dipermukaannya.
  • Daerah yang memiliki curah hujan tinggi seperti Jawa Barat, lahan yang miring tidak hanya dibuat sengkedan namun dibuat saluran pelepas air perlu dibuat memanjang lereng.
  • Hindari penyiangan yang bersih di antara tanaman keras. Jika tidak ada pupuk hijau penutup tanah, dapat pula dengan rumput yang tidak berbahaya bagi tanaman pokok. Keberadaan tanaman penutup tanah juga menentukan tingkat erosi.
  • Melakukan reboisasi terhadap lahan yang sudah kritis.
  • Tidak membakar hutan pada musim kemarau. Selain dapat menyebabkan degradasi lahan,asap dari kebakaran tersebut juga menimbulkan polusi udara.

Berikut di bawah ini adalah beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi lahan:

Remediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu:

In situ (on-site)

In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Ex situ (off site)

Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan perusakan atau pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). 

Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air).

Terimakasih.

Salam Lestari!

Post a Comment