Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium Halmahera) yang Kini Dilindungi Negara

Table of Contents

Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium Halmahera)


Gunung Hutan - Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium Halmahera) yang telah kini Dilindungi oleh Negara.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginisiasi perlindungan ikan hiu berjalan (Hemiscyllium Halmahera) atau yang lebih dikenal dengan walking sharks guna mencegah kepunahan nya di alam.

Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati biota laut terkaya di dunia. 

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan 2020 mencatat, laut Indonesia punya koleksi lebih dari 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies terumbu karang. 

Beberapa spesies ikan, di antaranya, masuk dalam kategori terancam populasinya karena penangkapan besar-besaran, baik untuk dikonsumsi atau dijadikan komoditas ikan hias.

Berdasarkan penilaian pada tahun 2020, seluruh spesies hiu berjalan telah masuk dalam daftar merah The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengingat kerentanan dan kelangkaan nya. 

Bahkan, dua spesies ikan hiu berjalan masuk ke dalam kategori hampir terancam (near threatened), tiga spesies dikategorikan rentan (vulnerable), dan satu spesies memiliki kategori sedikit perhatian (least concern).

Hal ini dapat terjadi karena ikan tersebut cenderung mendapat tekanan dari faktor antropogenik. 

Ikan hiu berjalan (Hemiscyllium Halmaheragerakannya lamban dan tidak berbahaya sehingga mudah untuk ditangkap. 

Meskipun jenis ikan hiu ini bukan target sebagai ikan konsumsi, pemanfaatannya diduga semakin meningkat untuk keperluan ikan hias.

Boleh jadi itu berhubungan dengan karakter dan morfologi satwa itu yang tergolong unik. 

Padahal, ikan ini memiliki potensi yang tinggi dari sisi pariwisata, yaitu sebagai salah satu jenis ikan yang memiliki daya tarik bagi para penyelam.

Data Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP menunjukkan, dua spesies ikan hiu berjalan masuk kategori Hampir Terancam (Near Threatened/NT), tiga spesies dikategorikan Rentan (Vulnerable/VU). Kemudian satu spesies masuk kategori Sedikit Perhatian (Least Concern).

Oleh sebab itu, pemerintah memutuskan untuk memberi status perlindungan penuh bagi hiu berjalan di Halmahera Utara dan Raja Ampat (Papua Barat). 

Kesepakatan terjadi pascatemu pakar untuk usulan inisiatif perlindungan hiu berjalan di Indonesia. 

Kemudian konsultasi publik dengan pemangku kepentingan Maluku Utara dan Papua Barat oleh KKHL dan Konservasi Indonesia pada 13 September 2022 di Toledo, Kabupaten Halmahera Utara, dan 15 September 2022 di Kabupaten Raja Ampat.

Total terdapat hampir 60 perwakilan dari instansi dan institusi lintas sektor seperti pemerintah daerah, akademisi, asosiasi masyarakat, mitra pembangunan, serta perwakilan dari masyarakat pemanfaat spesies hiu berjalan. 

Kehadiran pemangku kepentingan tersebut memberikan beragam informasi dan umpan balik terhadap inisiatif usulan status perlindungan hiu berjalan di Indonesia.

Kemudian ancaman utama terhadap jenis hiu berjalan, status terkini hiu berjalan di dalam daftar IUCN, komitmen untuk mendorong wilayah persebaran hiu berjalan untuk menjadi kawasan konservasi, serta yang terpenting menyepakati status perlindungan penuh bagi hiu berjalan. 

Spesies ini adalah satu di antara 20 jenis ikan prioritas konservasi pemerintah di 2020-2024.

Penetapan status perlindungan ini untuk menjaga dan menjamin keberadaan, ketersediaan, serta kesinambungan jenis ikan tersebut dengan tetap memelihara keanekaragaman sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

Ikan ini termasuk kelompok ikan berukuran kecil atau kurang dari 100 sentimeter. Hiu berjalan memiliki populasi kecil sehingga rentan mengalami kepunahan.

Melihat indikasi adanya ancaman kepunahan, maka upaya konservasi dan pengelolaan, termasuk status perlindungannya, perlu ditingkatkan untuk memastikan populasi hiu berjalan di alam tetap lestari.


Salah satu upaya untuk menjaga dan menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan ikan hiu berjalan (Hemiscyllium Halmaheraadalah dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. 

Karenanya, perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan.

Perlunya mendorong dan memprioritaskan keberlanjutan ekologi laut seiring dengan pemanfaatan laut secara optimal, baik dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. 

Dengan demikian, tidak hanya generasi saat ini yang dapat merasakan manfaat sumber daya kelautan dan perikanan, tetapi juga generasi yang akan datang.

Terima Kasih.

Salam Lestari!

Post a Comment