Tentang Sungai
Perairan darat merupakan akumulasi air yang berada di permukaan tanah, seperti sungai, danau, dan rawa. Bagaimanakah seluk-beluk keberadaan sungai?
Sungai merupakan daerah rendah di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alami aliran air dan material yang dibawanya dari daerah hulu ke daerah hilir suatu daerah pengaliran dan bermuara ke laut.
Asal Air Sungai
Menurut asal airnya, sungai dapat dibedakan menjadi:
- Sungai mata air, yaitu sungai yang airnya berasal dari mata air.
- Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan.
- Sungai gletser, sungai yang airnya berasal dari gletser (es) yang mencair.
- Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya merupakan campuran dari berbagai sumber.
Sungai berfungsi untuk mengumpulkan curah hujan pada suatu daerah dan mengalirkannya kembali ke laut. Dengan adanya sungai di suatu wilayah, maka air hujan yang melimpah tidak menggenang ke mana-mana, namun terkumpul pada alur sungai tersebut.
Air yang terkumpul pada alur sungai dapat dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya untuk keperluan mandi, cuci, air minum, irigasi, pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan wisata (arung jeram).
Jika lembah sungai mempunyai lebar dan kedalaman memadai, serta arus sungai tenang, maka sungai tersebut dapat digunakan sebagai transportasi air.
Sungai dan Sistem Alirannya
Menurut sistem peredaran airnya, sungai diklasifikasi menjadi:
- Sistem aliran sungai influen adalah aliran sungai yang memasok air tanah.
- Sistem aliran sungai effluen adalah aliran sungai yang berasal dari air tanah. Pada sistem aliran ini, aliran air sungai berlangsung sepanjang tahun. Oleh karena itu, sering disebut juga sebagai aliran tahunan atau perrenial stream.
- Sistem aliran sungai intermitten adalah aliran sungai yang berlangsung hanya setelah terjadi hujan.
Sungai dan Kestabilan Airnya
Berdasarkan kestabilan airnya, sungai dibedakan menjadi:
- Sungai permanen adalah sungai yang selalu mengalir sepanjang tahun dengan debit air stabil. Sungai ini disebut juga ‘sungai perenial’. Contoh sungai permanen, di antaranya, Sungai Musi, Sungai Barito, dan Sungai Kapuas.
- Sungai episodik adalah sungai yang mengalir hanya di musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau sungai kering. Sungai ini juga disebut ‘sungai ephemeral’. Sungai episodik banyak dijumpai di Nusa Tenggara.
- Sungai periodik, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, namun pada musim kemarau debitnya kecil.
Setiap aliran sungai selalu dihubungkan dengan aliran yang lain sehingga membentuk suatu jaringan satu arah. Cabang dan anak sungai mengalir ke sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu.
Pola ini tergantung pada kondisi topografi, geologi, iklim, dan vegetasi yang terdapat di daerah pengaliran.
Sungai dan Pola Alirannya
Selanjutnya, berdasarkan strukturnya, pola aliran sungai dibedakan menjadi sebagai berikut:
Dendritik
Pola aliran sungai ini menyerupai pohon beserta ranting-rantingnya, terdapat sungai induk dengan anak-anak sungainya. Umumnya terdapat di daerah dengan batuan sejenis dan penyebarannya luas.
Contoh sungai yang polanya dendritik adalah sungai yang terdapat di daerah Sumatera bagian timur dan Kalimantan.
Trelis
Sungai dikatakan mempunyai pola aliran trelis jika pertemuan sungai induk dengan anak-anak sungainya membentuk sudut tegak lurus. Biasanya dijumpai di daerah dengan struktur batuan sedimen di daerah lipatan.
Contohnya, sungai di pegunungan lipatan Sumatera Barat dan Jawa Tengah.
Paralel
Pola aliran sungai yang mempunyai arah hampir sejajar di antara anak sungai satu dengan anak sungai lainnya.
Radial (sentrifugal)
Pola aliran disebut radial jika arah alur-alur sungainya menyebar dari suatu lokasi tertentu.
Pola ini merupakan ciri khas aliran sungai pada kerucut gunung api atau daerah dengan topografi kubah, misalnya pola-pola sungai di Gunung Semeru dan Gunung Ijen (Jawa Timur), Gunung Merapi (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Gunung Slamet (Jawa Tengah).
Kebalikan dari pola aliran radial sentrifugal adalah pola aliran radial sentripetal, yaitu arah aliran sungai menuju ke satu lokasi tertentu. Pola sentripetal merupakan ciri khas daerah cekungan (danau).
Rectangular sink holes
Di daerah kapur seperti Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terdapat aliran sungai yang tiba-tiba menghilang ke dalam tanah.
Pola aliran yang demikian disebut rectangular sink holes.
Dikotomik
Yaitu pola aliran dimana terdapat dua sungai yang arah alirannya saling berlawanan.
Anastomotik
Pola aliran sungai yang berliku-liku (meander) disebut anastomotik.
Barbed
Adalah pola aliran sungai yang diselang-seling oleh adanya danau.
Orde Sungai
Percabangan sungai atau anak sungai mempunyai tingkatan yang disebut ‘orde sungai’. Setiap aliran sungai terdiri dari sungai orde satu, sungai orde dua, sungai orde tiga, dan seterusnya sampai pada sungai utama dengan nomor orde paling besar.
Sistem klasifikasi orde sungai adalah beberapa cara, namun yang diterangkan disini adalah sistem klasifikasi oleh Horton.
Sungai orde satu ialah cabang sungai paling hulu yang pertama terbentuk di permukaan dan tidak mempunyai cabang. Sungai orde kedua merupakan cabang sungai yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih sungai orde pertama.
Pertemuan antara sungai orde pertama dengan sungai orde kedua juga disebut sungai orde kedua, sedangkan pertemuan antara orde kedua dengan orde kedua menjadi orde ketiga.
Sungai Berdasarkan Posisi Geografisnya
Berdasarkan posisi geografis atau elevasinya, sungai yang menempati daerah atas disebut ‘hulu’, yang terletak paling bawah disebut ‘hilir’ atau ‘muara sungai’, sedangkan yang terletak di daerah peralihan antara sungai bagian hulu dan hilir disebut ‘bagian tengah’.
Sungai bagian hulu biasanya mempunyai penampang lembah berbentuk huruf ‘V’, sempit, curam, aliran deras, dan biasanya banyak jeram.
Sungai bagian hilir biasanya mempunyai penampang lembah berbentuk huruf ‘U’, lebar, landai, berkelok-kelok, aliran lambat, bahkan ada yang membentuk meander (berkelok-kelok).
Sungai bagian tengah merupakan pertemuan antara hulu dan hilir, kemiringan dasar sungai agak landai daripada hulu, penampang lembah sungai berbentuk peralihan antara ‘V’ dan bentuk ‘U’, biasanya banyak dijumpai endapan kipas aluvial.
Semoga bermanfaat.
Salam Lestari!
Post a Comment