Cagar Biosfer Berbak Sembilang (2016)

Table of Contents

Cagar Biosfer


Gunung Hutan - Cagar Biosfer Berbak Sembilang (2016) adalah judul dari tulisan atau artikel ini.

Pada kesempatan kali ini Admin akan membagikan sebuah informasi mengenai Cagar Biosfer Berbak Sembilang (2016).

Untuk itu, silahkan Anda simak penjelsan singkatnya di bawah ini ya...

Taman Nasional Berbak Sembilang berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, serta di Kabupaten Muaro Jambi – Tanjung Jabung Timur, Jambi. 

Kawasan ini mencakup kawasan yang mewakili 4 (empat) kawasan konservasi (TN Berbak dan Sembilang, Suaka Margasatwa Dangku dan Suaka Margasatwa Bentayan) sebagai area inti dan dikelilingi oleh zona penyangga dan area transisi membentang di empat kabupaten yaitu Musi Bayuasin dan Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur di Provinsi Jambi. 

Total area Cagar Biosfer Berbak-Sembilang yang diusulkan seluas 3.819.837,28 ha, terdiri dari kawasan inti seluas 502.666,97 ha, zona penyangga seluas 922.965,29 ha, dan kawasan transisi 2.394.205,02 ha. 

Topografi cagar biosfer bervariasi. 

Meskipun sebagian besar tanahnya datar, beberapa lainnya miring (0-20%), dengan ketinggian 0-140 mdpl. 

Fitur topografinya yang paling khas adalah sebagai berikut: 

  • (a) lahan basah yang didominasi pohon, dengan hutan rawa air tawar, hutan banjir musiman, dan rawa berhutan di tanah anorganik; 
  • (b) danau air tawar permanen, seperti danau oxbow besar; 
  • (c) lahan basah berhutan pasang surut, dengan rawa bakau, rawa nipah dan hutan rawa air tawar pasang surut; 
  • (d) sungai / aliran / anak sungai permanen; 
  • (e) hutan gambut berhutan; 
  • (f) hutan rawa gambut; 
  • (g) area lahan basah buatan manusia; dan 
  • (i) kawasan hutan hujan dataran rendah.


Cagar Biosfer
Topografi khas di Berbak Sembilang


Kawasan ini diusulkan menjadi Cagar Biosfer UNESCO oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan, masyarakat setempat dan pihak lain secara aktif kepada Pemerintah Indonesia melalui Komite Nasional MAB Indonesia. 

UNESCO akhirnya setuju dan mengukuhkannya pada sidang ke-30 International Coordinating Council of the Man and Biosphere Programme (ICC-MAB) yang, kebetulan, berlangsung di Palembang. 

UNESCO melihat bahwa dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, daerah ini merupakan habitat yang cocok untuk berbagai flora-fauna Sumatera serta spesies langka. 

Ada 23 spesies palem (Arecaceae), 250 spesies burung (22 spesies adalah penyeberang migrasi), 13 spesies reptil, 60.000 ha rawa air tawar dan 1.500 ha hutan bakau yang tercatat. 

Delta aluvial besar di daerah tersebut berfungsi sebagai salah satu habitat paling penting bagi burung yang bermigrasi, yang jumlahnya total sekitar 0,5-1 juta, di Jalur terbang Asia Timur - Australasia. 

Beberapa spesies yang dilindungi termasuk Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae), Tapir Malaya (Tapirus Indicus), Beruang madu Malaya (Helarctos Malayanus), Buaya air asin (Crocodylus Porosus), Kucing marmer (Pardofelis Parmorata), Monyet daun (Presbytis Rubicunda).


Cagar Biosfer
Spesies yang ada di Berbak Sembilang



Di samping itu UNESCO juga mencatat bahwa keberadaan dokumen Rencana Pengelolaan Cagar Biosfer Berbak-Sembilang 2018 – 2022 yang diadaptasikan dengan kondisi lokal merupakan merupakan keunggulan Cagar Biosfer ini. 

UNESCO juga mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak, antara lain, LSM. 

Kegiatan manusia di daerah tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kegiatan utama, yaitu memancing (90%) dan bertani (9%). 

Dalam skala kecil, masyrakat juga memanfaatkan daun palem (Nypa fructican) dan kayu vegetasi mangrove untuk membuat bagan dan pilar-pilar pendukung untuk jaring ikan.

Demikian informasi singkat di atas tentang Cagar Biosfer Berbak Sembilang (2016) yang dapat Admin bagikan kepada Anda, semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Salam Lestari!

Post a Comment