Cagar Biosfer Belambangan (2016)

Table of Contents

Cagar Biosfer


Gunung Hutan - Cagar Biosfer Belambangan (2016) merupakan pembahasan pada artikel kali ini.

Cagar Biosfer Belambangan (2016) akan Admin bagikan informasinya yang merupakan tema pada artikel kali ini.

Untuk itu, silahkan Anda simak penjelasan dari informasi tentang Cagar Biosfer Belambangan (2016) di bawah ini.

Cagar Biosfer Belambangan yang terletak di provinsi Jawa Timur adalah gabungan 3 (tiga) taman nasional (Alas Purwo, Baluran dan Meru) dan satu cagar alam (Kawah Ijen). 

Cagar Biosfer Belambangan seluas 778.647,39 ha meliputi are inti sekitar 127.855,62 ha; zona penyangga 230.277,43 ha dan area transisi seluas 320.514,34 ha. 

Area inti mencakup ke tiga taman nasional dan cagar alam Kawah Ijen. 

Adapun zona penyangga terdiri dari: 

  • (1) kawasan produksi yang meliputi: kegiatan pertanian meliputi budidaya tanaman hortikultura, tanaman pangan, agroforestry, kegiatan perkebunan dan hutan tanaman industri; dan 
  • (2) kawasan pemukiman. 

Cagar Biosfer Blambangan ditetapkan sebagai Cagar Biosfer UNESCO pada tahun 2016 dalam sidang International Coordinating Council (ICC) Program Man and the Biosphere (MAB) ke-28 yang diadakan di Lima, Peru. 

Pembangunan dan pengembangan Cagar Biosfer Belambangan ini pertama kali diusulkan oleh Gubernur Jawa Timur (H. Sukarwo) setelah Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru - Arjuno disetujui UNESCO. 

Prakarsa dan usulan tersebut ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur (Ir. Gatot) yang didukung oleh Komite Nasional Program MAB Indonesia, Direktur Kawasan Konservasi, Ditjen KSDAE, Kementerian Kehutanan (KLHK sekarang), 4 kawasan konservasi yaitu Balai TN Alas Purwo, Balai TN Baluran, Balai TN Meru Betiri, dan CA Kawah Ijen, Kepala Kepala Balai Besar Konservasi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah Kabupaten Situbondo, Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan Pemerintah Kabupaten Jember, LIPI, Perguruan Tinggi, LSM, dan masyarakat di kawasan tersebut.

Area inti dari cagar biosfer ditutupi dengan hutan hujan tropis dengan ketinggian mulai dari 0 hingga 1.000 meter di atas permukaan laut. 

Cagar alam ini terdiri dari ekosistem darat dan laut yang menampilkan lanskap karst, sabana, dan berbagai jenis hutan termasuk alpine/ subalpine, montane atas (gunung), dataran rendah dan padang lamun. 

Kawasan ini juga memiliki hutan mangrove dan ekosistem terumbu karang. 

Lebih dari 300 spesies ikan telah diidentifikasi dan terumbu didominasi oleh spesies karang dari genus Acropora.

Wilayah ini merupakan hotspot keanekaragaman hayati dengan banyak spesies fauna termasuk banteng atau Banteng liar Jawa (Bos javanicus), frigatebird Natal (Fregata andrewsi), Merak hijau (Pavo muticus) dan Macan tutul Jawa yang terancam punah (Panthera pardus). 

Selain itu, empat spesies penyu bersarang di pantai selatan dan timur Taman Nasional Alas Purwo: Penyu zaitun Ridley (Lepidochelys olivacea), Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu hijau (Chelonia mydas).


Cagar Biosfer
Cagar Biosfer Belambangan


Kegiatan ekonomi utama cagar biosfer adalah pertanian dan hortikultura, serta agroforestri (jati dan mahoni), terutama di kawasan penyangga dan kawasan transisi. 

Kedepan pengembangan ekonomi ditekankan kepada ekowisata dan budidaya tanaman yang ramah lingkungan agar perlindungan dan pelestarian cagar biosfer bisa optimal.

Demikianlah informasi di atas tentang Cagar Biosfer Belambangan (2016), semoga dapat bermanfaat.

Terima Kasih.

Salam Lestari!

Post a Comment